Sabtu, 13 Oktober 2012

0 Waktunya Telah Tiba

Ada seorang murid yang bertanggung jawab untuk menyeduh dan menyajikan teh buat gurunya. Gurunya mempunyai teko antik yang bernilai tinggi, yang sangat disukai gurunya. Pada suatu hari, mungkin karena dia terlalu larut dalam semedi dan tungkainya menjadi lemah, sang murid dengan ceroboh memecahkan teko tersebut. Dia kaget hingga setengah mati, dan sama sekali tidak mempunyai gagasan tentang bagaimana akan menjelaskan kepada gurunya. Tibalah waktu untuk menyajikan teh, dan murid tersebut berdiri terpelongoh, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Akhirnya, dia memperoleh suatu jalan yg pintar utk menyelamatkan dirinya! Merapikan bajunya, dan dia menuju ke dalam, berlutut pada gurunya dengan tata-krama dan berkata: "Guru, aku punya masalah besar, yang telah menimbulkan banyak beban dalam pikiranku. Aku ingin bertanya pada guru tentang masalah ini sejak lama; tetapi tidak berani melakukannya, khawatir aku akan menimbulkan masalah buat guru. Aku ragu apakah aku perlu bertanya pada guru hari ini." Gurunya berkata: "Tentu saja kamu dapat bertanya. Kenapa tidak kamu tanyakan segera? Kamu datang ke sini utk mengikuti guru karena itu kamu perlu bertanya!" Jadi murid tsb bertanya, "Guru! Kenapakah setiap kematian diikuti dengan kelahiran? Kenapakah mesti ada kematian? Guru dan aku, apakah kita akan mati juga? Kita adalah praktisi rohani, dan begitu tulus, apakah kita masih akan mati?" Gurunya berkata, "Oh, tentu saja! Buddha Shakyamuni, Yesus, Konfusius dan Lau Zi, semuanya juga harus mati. Di mana ada kelahiran, di situ mesti ada kematian!" Lalu murid tsb melanjutkan pertanyaannya: "Adakah terdapat suatu pengecualian bagi sesuatu yang tidak akan mati?" Gurunya berkata: "Tentu saja tidak! Kematian mesti diikuti dgn kelahiran. Jika waktunya telah tiba, kematian pasti akan terjadi!" Lalu murid tsb berdiri dan berkata: "Aku melaporkan pada guru, waktunya telah tiba untuk teko guru hari ini!"

0 Komentar:

Posting Komentar